Allah
telah menciptakan manusia di muka bumi ini untuk menjadi pemimpin. Baik bagi
diri sendiri maupun untuk orang lain. Menjadi seorang pemimpin membutuhkan
proses yang panjang.
Pada
proses kepemimpinan setiap orang akan menghasilkan gaya yang umumnya berbeda
satu sama lainnya. Gaya kepemimpinan bisa lalim, diktator ataupun seratus
persen individualistik juga bisa mau bekerja sama, terbuka dan berdasarkan
pemikiran sehat.
Apakah
gaya kepemimpinan itu? Gaya kepemimpinan menjelaskan tentang bagaimana
seseorang bertindak dalam konteks organisasi. Cara termudah untuk menggambarkan
gaya kepemimpinan adalah dengan menggambarkan jenis organisasi atau situasi
yang sesuai dengan gaya tertentu.
Berikut
ini bisa dilihat beberapa gaya kepemimpinan yang ada di dalam kehidupan kita
sehari-hari:
1. Birokratis
Jenis
kepemimpinan seperti ini adalah gaya yang patuh terhadap peraturan. Para
pemimpin dengan gaya kepemimpinan birokratis menganggap bahwa segala kesulitan
akan dapat diatasi jika setiap orang mematuhi peraturan. Suatu sistem adalah
hal yang mutlak ada pada gaya kepemimpinan seperti ini. Jika dikaitkan dengan
dunia bisnis, gaya kepemimpinan yang umumnya menggunakan cara kepemimpinan
birokratis adalah para birokrat yang berada pada perusahaan negara.
2.
Permisif
Pemimpin
dengan gaya kepemimpinan permisif akan selalu berkeinginan untuk membuat setiap
orang yang berada dalam kelompok puas. Gaya ini menganggap bahwa bila
orang-orang merasa puas dengan diri mereka sendiri dan orang lain, maka dengan
demikian organisasi akan berfungsi. Pemimpin yang permisif menginginkn agar
setiao orang merasa senang dalam organisasi. Gaya kepemimpinan seperti ini akan
mengurangi turnover karyawan.
3.
Laissez Faire Gaya kepemiminan seperti ini membiarkan segalanya berjalan dengan
sendirinya. Pemimpin hanya terlibat pada kuantitas kecil di mana para bawahan
secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Jarang
sekali perusahaan yang menggunakan gaya kepemimpinan seperti ini. Jikalau ada
umumnya gaya ini dipakai oleh pemimpin yang sering bepergian atau bertugas
sementara. Gaya kepemimpinan ini cocok diberlakukan pada perusahaan konsultan
atau auditor.
4.
Partisipatif Gaya ini dipakai untuk memotifasi bawahan melalui pelibatan dalam
pengambilan keputusan. Pemimpin mengharapkan agar karyawan mampu bekerja sama
dalam pencapaian tujuan. Gaya kepemimpinan seperti cocok dilakukan pada
perusahaan dimana keputusan harus dilaksanakan bersama.
5.
Otokratis
Gaya ini
ditandai dengan kebergantingan pada yang berwenang dan menganggap bahwa bawahan
hanya akan melakukan sesuatu jika diperintah. Gaya kepemimpinan seperti ini
akan tampak seperti dictator. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab
dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan. Umumnya gaya kepemimpinan seperti ini
dilaksanakan pada negara-negara yang menganut asas komunis.
6.
Demokratis Kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Jika ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim. Pemimpin memberikan banyak
informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Kepemimpinan
dikatakan efektif jika mampu menumbuhkan dan memelihara serta mengembangkan
usaha dan iklim kondusif di dalam kehidupan organisasional.
Bennis
(dalam Kartono, 1982) memberi batasan kepemimpinan sebagai “… the process by
which an agent induces a subordinate to behave in a desired manner” (proses
yang digunakan seorang pejabat menggerakkan bawahannya untuk berlaku sesuai
dengan cara yang diharapkan). Oleh karena pentingnya peranan kepemimpinan di
dalam kehidupan organisasional, ada pakar yang menyebut bahwa “Leadership is
getting things done by the others”. Budaya organisasi sebuah kerajaan bisnis
umumnya ditentukan pula oleh gaya kepemimpinan dari atasan karena gaya
kepemimpinan seorang CEO secara tidak langsung akan membentuk sebuah norma
budaya perusahaan secara implisit.
Jika
dikaitkan model kepemimpinan Ken Blanchard yang menyatakan bahwa leadership
adalah kapasitas untuk mempengaruhi orang lain melalui kekuatan dan Leadership
tidak hanya sebatas untuk mendapatkan keuntungan personal atau pencapaian
tujuan, leadership harus mempunyai tujuan yang lebih tinggi dari itu.
Leadership dapat didefinisikan sebagai proses pencapaian hasil dengan
penghargaan, kepedulian dan keadilan. Menjadi seorang pemimpin yang sukses
tidak hanya sebatas pada memimpin sebuah organisasi tetapi juga bagaimana
menciptakan hubungan dengan pelanggan. Pemimpin yang sukses juga harus memimpin
dengan visi seperti yang dilakukan Louis Gerstner Jr. dalam memimpin IBM pada
tahun 1993.
Pemimpin
juga harus tahu bagaimana memimpin karyawan. Jangan terlalu banyak dan terlalu
sedikit arahan. Selain itu, pemimpin juga harus meningkatkan kerja tim dan
menciptakan lingkungan yang baik. Seperti Robert Greenleaf yang memperkenalkan
konsep “servant leadership” pada tahun 1970 dan dipakai oleh Mahatma Gandhi,
Dr. Martin Luther King Jr. dan Nelson Mandela.
Nah, dari
gaya kepemimpinan di atas, manakah yang merupakan gaya kepemimpinan Anda selama
ini? Ada baiknya dari gaya kepemimpinan di atas kita bisa mengambil dengan
memadukannya dengan gaya kepemimpinan yang lain agar bisa diperoleh gaya
kepemimpinan yang jauh lebih baik sehingga bisa menjadi pemimpin yang lebih
baik di masa yang akan datang.
No comments:
Post a Comment